Ingin tahu cara mengutarakan perasaan cinta yang ramah lingkungan…? Bisa
dicoba yang ini, berilah bunga kesayangan sang kekasih atau camer
(calon mertua), tapi jangan cuma bunganya, berikan komplit dengan
pohonnya, jika perlu berikut dengan potnya yang indah. Yang ini bunga
beneran lho, bukan bunga bank… tapi kalo bunga yang terakhir disebut ini
diikutsertakan juga sebagai bonus tambahan, mungkin bisa ‘tokcer’
juga…hehehe. Hal lainnya, jenis bunga juga turut menentukan. Janganlah
memberikan bunga bangkai, selain baunya yang tidak sedap seperti
bangkai, cari pohonnya juga susah kaleee..dan yang pasti tidak boleh
diambil sembarangan karena dilindungi oleh Negara sebagai
puspa langka.
Hijauku akan menghijaukan Bumiku
Ada
alasan yang sangat rasional tentang pemberian bunga berikut pohonnya
ini, yaitu jika bunga petik hanya akan bertahan dalam hitungan hari,
bahkan cuma beberapa jam, tapi jika tetap dipohonnya, bisa bertahan
lebih lama, lebih segar, lebih indah, alamiah dan yang pasti sangat
ramah lingkungan karena mempunyai kesempatan untuk terus berfotosintesis
menetralisir gas emisi CO2 penyebab pemanasan global, sekaligus
memproduksi oksigen yang sangat menyegarkan udara dan pernafasan kita.
Mengutarakan
perasaan cinta kepada seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara.
Bisa dengan rangkaian puisi yang indah ataupun lagu yang mendayu-dayu
sampai membuat pasangan ‘klepek-klepek’. Memberikan paket pohon bunga,
pohon buah atau pun pohon hias pada saat ini, dimana dampak negatif
pemanasan global dan perubahan iklim sudah sangat kita rasakan, sangat
bermanfaat langsung, tidak hanya pada orang yang menerimanya tapi juga
bermanfaat bagi Bumi...!!!
Cinta yang dimaksud disini bersifat
sangat universal, tidak hanya menyangkut perasaan manusia yang sedang
kasmaran, tetapi lebih dari itu. Kita bisa memberikan bibit pohon kepada
siapa saja… selain kekasih, calon mertua bisa juga kepada teman,
saudara, relasi bisnis, atau siapa pun Dan agar pemberian dan penanaman
pohon ini lebih mempunyai makna yang lebih berarti, bisa kita kaitkan
pada segala kejadian yang mengikuti hidup dan kehidupan kita. Misalnya
bisa dimulai dari saat pernikahan, kelahiran anak, ulang tahun, hari
bumi, hari lingkungan hidup dan saat-saat istimewa lainnya, dan bahkan
kita bisa menyumbang bibit pohon atas nama keluarga kita yang sudah
meninggal… !! Sehingga seiring dengan berjalannya waktu, pohon tersebut
turut menjadi saksi sejarah dari orang maupun keluarga yang
bersangkutan.
Program
One Man One Tree (satu
orang menanam satu pohon), pernah dicanangkan Presiden SBY pada Hari
Penanaman Pohon Nasional tanggal 28 November 2008 di Cibinong, Jawa
Barat dan ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Kehutanan RI,
Nomor S.87/Menhut-V/2009 Tangggal 10 Februari 2009 kepada seluruh
provinsi, agar turut mensukseskan program ini. Dengan target asumsi jika
seluruh penduduk Indonesia mengikuti program ini, maka Negara kita bisa
menambah pohon sedikitnya 230 juta pohon per tahunnya sejak program ini
efektif diberlakukan sepanjang tahun 2009. Sungguh suatu jumlah yang
sangat signifikan dan bermanfaatnya bagi hijau, sehat dan indahnya Bumi
Pertiwi.
Berkaitan dengan itu, ada beberapa kebijakan unik dan
kreatif yang diterapkan di beberapa daerah, misalnya Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Kuningan, mengeluarkan kebijakan peduli lingkungan
antara lain:
Pepeling (Pengantin peduli lingkungan), rehab situ dan pembangunan
embung
air, PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) Kolaboratif,
pembangunan Kebun raya Kuningan, pelestarian satwa dan ikan, dan
Kuningan Car Free Day.
Hijauku akan menghijaukan Bumiku
Khusus dalam program Pepeling, tiap calon
pengantin dianjurkan menyediakan 5 sampai 10 bibit pohon sebagai
penyerta mahar. Bibit pohon tersebut diserahkan ke petugas pencatat
pernikahan untuk ditanam di lahan kritis di daerahnya atau di lahan
kosong milik sendiri, dan sebagai penanda, bibit pohon diberi label nama
pengantin dan tanggal pernikahan. (Sumber berita: Kompas cetak
10/03/2010 hal.19)
Di Kabupaten Gresik lain lagi, melalui
Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 19 tahun 2008, ditegaskan setiap ada
orang meninggal ahli warisnya wajib menanam pohon produktif atau pohon
penghijauan sebagai kompensasi mendapat dana santunan kematian Rp 1
juta. Sedangkan setiap pegawai negeri sipil yang naik pangkat atau
jabatan juga diwajibkan menanam satu pohon di lingkungan sekitarnya atau
tempat umum.
Sebelumnya program penanaman yang disebut
pohon jariyah sudah
diterapkan berupa himbauan sejak tahun 2006 lalu. Hingga saat ini
jumlah pohon yang sudah tertanam sebanyak 145.930 pohon. Jumlah pohon
jariyah dari program santunan kematian sebanyak 18.167 pohon, dari unsur
lainnya sudah tertanam 127.763 pohon. ( Selengkapnya baca:
Warga Meninggal Ahli Waris Wajib Tanam Pohon dari Kompas.com )
Pada artikel humor yang lalu, penulis pernah mengungkapkan contoh sederhana untuk melaksanakan program ‘
One Man One Tree’ ini.
Jika satu keluarga memiliki dua anak, maka sebaiknya pada halaman rumah
keluarga ini, minimal punya empat pohon utama yang terdiri dari dua
pohon mewakili orang tua dan dua pohon mewakili anak.
Jadi jika si ayah bernama
Firman, si ibu bernama
Cinta dan dua anaknya bernama
Kasih dan
Sayang,
boleh saja pohon tersebut kita sebut sebagai Pohon Firman, Pohon Cinta,
Pohon Kasih dan Pohon Sayang, apa pun jenis pohonnya bisa berupa pohon
hias, pohon bunga atau pun buah. Sungguh sangat indah bukan…?!
Penerapan
program ini sangat mudah, bisa dikaitkan dengan peristiwa penting dari
suatu keluarga yang mau untuk peduli lingkungan. Saat menjelang atau
setelah pernikahan, luangkan waktu untuk menanam dua buah pohon yang
bisa ditanam di halaman rumah jika cukup luas atau jika kurang
memungkinkan cukup tanam di dalam wadah pot. Kedua pohon ini bisa
menjadi saksi sejarah perjalanan hidup pasangan baru ini, oleh karenanya
sudah seharusnya dirawat dengan menyiram dan memberi pupuk secara
teratur agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dalam
perjalanan hidup selanjutnya, jika pasangan baru ini dipercayakan Tuhan
‘dititipkan’ anak, maka ada baiknya peristiwa ini ditandai dengan
penanaman pohon juga sebagai wujud ‘titipan’ kita terhadap Bumi yang
lebih baik demi masa depan anak dan cucu kita juga, nantinya. Jadi ada
penanda pada setiap peristiwa penting yang dilalui dengan pohon yang
ditanam.
Saat
mulai buat blog SAYANGI BUMI ini dan bergabung dengan Kompasiana
tanggal 5 Juni 2009 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia,
penulis mengajak para pembaca untuk mulai menanam pohon, lewat artikel
perdana yang berjudul:
Sayangi Bumi: Ayo Tanam Pohon Hari ini,
Peristiwa ini diabadikan dengan menanam pohon bunga kamboja dadu yang
sebelumnya disiapkan bibitnya melalui stek batang dan pohon buah jambu
cingcalo yang juga bibitnya telah disiapkan melalui cangkokan. Pohon
tersebut ditanam di halaman depan rumah, dan tentunya bisa jadi ‘monumen
pohon hidup’ sebagai pengingat sekaligus menghijaukan lingkungan.
Pada
suatu kesempatan penulis, mengajak ibu mertua yang senang koleksi
anggrek ke TMII, terus mampir ke sentra pohon anggrek dan membeli
beberapa pohon sebagai ‘paket hadiah’ oleh-oleh. Karena memang cukup
telaten, maka si anggrek pun beranak pinak dan kemudian paket anggrek
tersebut, pada akhirnya anaknya dipaket balik diberikan kembali untuk
menambah koleksi di rumah penulis. Pada kesempatan lain, penulis dapat
paket pohon Naga dari kenalan sekaligus client. Oleh karena dia sedang
mencari pohon palem merah setinggi 4 meteran yang kebetulan ada di
taman rumah yang sedang di tata ulang… yaa jadilah rumpun palm merah
tersebut di paket barter untuknya.
Kegiatan tukar menukar pohon
semakin sering dilakukan mengingat adik kandung dan adik sepupu penulis,
punya minat kegemaran yang sama yaitu berkebun. Dengan menerima paket,
barter ditambah pembibitan, pembelian bibit pohon serta aksi tanam
pohon yang cukup rutin, akhirnya tidak terasa koleksi pohon di halaman
dalam plus depan rumah penulis, sudah mencapai lebih dari 50 jenis pohon
yang terdiri dari pohon buah, bunga, hias dan bahkan pohon apotik
hidup turut menghijaukan dan menyegarkan suasana di halaman maupun di
dalam rumah.
Pada saat mengikuti Konferensi Perubahan Iklim (
COP 15)
Kopenhagen, Denmark, tanggal 7-18 Desember 2009 pemerintah mentargetkan
penurunan emisi CO2 sebesar 28 % per tahun 2020. Untuk mencapai target
tersebut, dalam acara Musyawarah Nasional Palang Merah Indonesia ke-19
di Jakarta, Senin 21 Desember 2009, Presiden SBY mentargetkan penanaman 1
miliar pohon tiap tahun mulai tahun 2010.
Departemen Kehutanan
melalui siaran pers yang keluarkan oleh pada tanggal 15 Januari 2010
yang lalu, mengumumkan bahwa. penanaman dan pemeliharaan pohon sejumlah 1
miliar pohon, bertujuan untuk perbaikan lingkungan, rehabilitasi hutan,
lahan, tanah dan air, serta mengendalikan bencana banjir, longsor dan
kekeringan.
Hijauku akan menghijaukan Bumiku ,Untuk memenuhi penyediaan bibit sebanyak 1 miliar
pohon, direncanakan sumber bibit berasal dari (1) Sumber anggaran DIPA
BA tahun 2010 sebanyak 36 juta batang, (2) Partisipasi para pihak,
seperti swasta, BUMN, LSM, Pemda dan lembaga donor, sebanyak 300 juta
batang, (3) Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa, seluas 500.000 ha
(200.000 ha di Hutan Lindung dan 300 ha di Hutan Produksi), dengan
jumlah bibit keseluruhan 320 juta batang, (4) RHL DAS seluas 300.000 ha
dengan jumlah bibit 300 juta batang, (5) Hutan Rakyat Kemitraan seluas
50.000 ha dengan jumlah bibit 50 juta batang.
Semoga saja angka-angka
tersebut bisa terealisasi dan dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang,
bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia yang semakin
hijau berseri.
Gerakan penghijauan (
Go Green) memang
harus terus menerus kita lakukan untuk menetralisir gas emisi CO2 yang
konsentrasinya semakin menumpuk di atmosfer bumi membentuk lapisan yang
mengakibatkan terjadinya pemanasan global (
global warming) dan perubahan iklim (
climate change) di Bumi kita saat ini
Dan
untuk mereduksi bahkan menghentikan laju kecepatan pemanasan global
yang sederhana dan sangat mudah kita jalani ya… program menanam pohon
satu orang satu pohon (
one man one tree) ini dan jika targetnya
ditingkatkan dari 230 juta menjadi 1 milyar pohon pertahun, maka tidak
ada salahnya untuk tahun 2010 ini program satu orang satu pohon menjadi
satu orang menanam empat atau lima pohon. Sebenarnya masih cukup mudah,
jika kita mau melakukannya. Selain itu masih ada 1001 cara yang bisa
kita lakukan demi hijaunya Bumi kita dan partisipasi kita untuk turut
serta mengatasi pemanasan global dimulai dari rumah masing-masing
seperti yang bisa dilihat
disini.
Berbagai
bencana alam seperti banjir, tanah longsor, hujan badai, angin puting
beliung, gempa bumi dan sebagainya semakin sering terjadi di Bumi akibat
pemanasan global dan perubahan iklim sekarang ini. Es di Kutub Utara
dan Kutub Selatan pun perlahan dan pasti mencair dengan kecepatan yang
sangat mengkhawatirkan sejak tahun 1996 dan masih terus berlangsung
sampai saat ini. Jika segenap warga Bumi tidak mau tahu dan peduli
tentang ini, maka bukannya tidak mungkin segala keaneka ragaman hayati
termasuk manusia didalamnya akan turut musnah di telan bencana alam
suatu saat nanti. Baru-baru ini, Minggu 07/03 The SUN melaporkan
fenomena alam lain yang terjadi pada gunung salju di Antartika yang
seolah sedang menangis darah, coba lihat foto dan laporannya
disini.
Kembali ke pokok bahasan pada judul artikel ini, ‘
Katakan Cinta dengan Bunga…Berikut Pohonnya !!!’
atau bisa juga diperluas dengan ‘Katakan Sayang dengan Memberi
Buah…Berikut Pohonnya !!!’ Dengan melakukan ini, pasti dapat simpati
dari Sang Kekasih atau Sang Camer (Calon Mertua) dan bahkan BUNGA dan
BUAH pun pasti akan tersenyum senang karenanya. Tidak Percaya ?! Ayo
kita tanyakan langsung… kepada BUNGAtiyem atau BUWAHyuni yang sudah
menerima parsel khusus pohon bunga yang indah dan pohon buah segar dari
sang calon menantu kesayangannya…!!!
Saatnya bertindak demi
kebaikan Bumi dengan menghijaukan lingkungan, mulai dari diri sendiri,
kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, agar
Bumi tetap hijau indah, serta bisa kita wariskan sampai anak dan cucu
kita nanti.
Salam humor dan tetap SAYANGI BUMI serta peduli lingkungan,mari kita menghijaukan demi Bumiku yang cuma satu…!!!
Hijauku akan menghijaukan Bumiku
Sumber Logo dari Dephut.go.id
Ilustrasi foto adalah dokumen pribadi