This is a free and fully standards compliant Blogger template created by Templates Block. You can use it for your personal and commercial projects without any restrictions. The only stipulation to the use of this free template is that the links appearing in the footer remain intact. Beyond that, simply enjoy and have fun with it!

Rabu, 30 Mei 2012

Hijaukan Bumi dengan Merawat Hutan

Mari hijaukan bumiku dengan merawat hutan
 
 
Sayangi Hutan Tropis KitaHutan hijauku yang alami adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri, kita jaga, kita rawat, kita sayangi agar tetap bisa menetralisir Gas Rumah Kaca CO2 yang konsentrasinya di atmosfir Bumi akan semakin mengkhawatirkan, sehingga menghalangi pantulan radiasi matahari ke angkasa luar dan mengakibatkan suhu permukaan Bumi semakin meningkat menjadi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming). Stop illegal logging, Cegah kebakaran hutan, menghijaukan Bumiku kembali di mulai dari halaman rumah kita masing-masing, ayo kita tanam pohon sebagai dukungan terhadap program GO GREEN dan ONE MAN ONE TREE.
 
Kertas/Tissue/Karton ?

Bahan baku utama pembuatannya 95 % dari kayu yang harus ditebang dari hutan. Sebagai contoh, para ahli lingkungan mengatakan bahwa rata-rata penggunaan kertas di sebuah kantor adalah 0.5 kg kertas per karyawan per hari. Dengan jumlah pekerja di Jakarta sekitar 4 juta jiwa, anggaplah
setengahnya saja atau 2 juta jiwa yang bekerja dengan menggunakan kertas. Maka kurang lebih 1 juta kg kertas yang dikonsumsi untuk aktivitas kerja per hari. Jika untuk memproduksi 1 ton kertas membutuhkan 10 batang pohon, maka dalam 1 hari sekitar 10.000 batang pohon yang ditebang demi konsumsi kertas aktivitas perkantoran di Jakarta saja !

Oleh karena itu, hematlah kertas dengan cara menggunakannya kembali (REUSE) pada halaman kosongnya. Demikian pula dengan amplop surat, bon belanja, kertas kalender, koran/majalah, karton dsb. jika memungkinkan gunakanlah kembali. Kurangi pemakaian tissue, ganti dengan sapu tangan. dengan begitu bumiku akan hijau kembali.

Katakan Cinta dengan Bunga.... berikut pohonya!!!!!!!!

Ingin tahu cara mengutarakan perasaan cinta yang ramah lingkungan…? Bisa dicoba yang ini, berilah bunga kesayangan sang kekasih atau camer (calon mertua), tapi jangan cuma bunganya, berikan komplit dengan pohonnya, jika perlu berikut dengan potnya yang indah. Yang ini bunga beneran lho, bukan bunga bank… tapi kalo bunga yang terakhir disebut ini diikutsertakan juga sebagai bonus tambahan, mungkin bisa ‘tokcer’ juga…hehehe. Hal lainnya, jenis bunga juga turut menentukan. Janganlah memberikan bunga bangkai, selain baunya yang tidak sedap seperti bangkai, cari pohonnya juga susah kaleee..dan yang pasti tidak boleh diambil sembarangan karena dilindungi oleh Negara sebagai puspa langka.

Hijauku akan menghijaukan Bumiku 

Ada alasan yang sangat rasional tentang pemberian bunga berikut pohonnya ini, yaitu jika bunga petik hanya akan bertahan dalam hitungan hari, bahkan cuma beberapa jam, tapi jika tetap dipohonnya, bisa bertahan lebih lama, lebih segar, lebih indah, alamiah dan yang pasti sangat ramah lingkungan karena mempunyai kesempatan untuk terus berfotosintesis menetralisir gas emisi CO2 penyebab pemanasan global, sekaligus memproduksi oksigen yang sangat menyegarkan udara dan pernafasan kita.

Mengutarakan perasaan cinta kepada seseorang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan rangkaian puisi yang indah ataupun lagu yang mendayu-dayu sampai membuat pasangan ‘klepek-klepek’. Memberikan paket pohon bunga, pohon buah atau pun pohon hias pada saat ini, dimana dampak negatif pemanasan global dan perubahan iklim sudah sangat kita rasakan, sangat bermanfaat langsung, tidak hanya pada orang yang menerimanya tapi juga bermanfaat bagi Bumi...!!!

Cinta yang dimaksud disini bersifat sangat universal, tidak hanya menyangkut perasaan manusia yang sedang kasmaran, tetapi lebih dari itu. Kita bisa memberikan bibit pohon kepada siapa saja… selain kekasih, calon mertua bisa juga kepada teman, saudara, relasi bisnis, atau siapa pun Dan agar pemberian dan penanaman pohon ini lebih mempunyai makna yang lebih berarti, bisa kita kaitkan pada segala kejadian yang mengikuti hidup dan kehidupan kita. Misalnya bisa dimulai dari saat pernikahan, kelahiran anak, ulang tahun, hari bumi, hari lingkungan hidup dan saat-saat istimewa lainnya, dan bahkan kita bisa menyumbang bibit pohon atas nama keluarga kita yang sudah meninggal… !! Sehingga seiring dengan berjalannya waktu, pohon tersebut turut menjadi saksi sejarah dari orang maupun keluarga yang bersangkutan.


Program One Man One Tree (satu orang menanam satu pohon), pernah dicanangkan Presiden SBY pada Hari Penanaman Pohon Nasional tanggal 28 November 2008 di Cibinong, Jawa Barat dan ditindaklanjuti dengan surat edaran Menteri Kehutanan RI, Nomor S.87/Menhut-V/2009 Tangggal 10 Februari 2009 kepada seluruh provinsi, agar turut mensukseskan program ini. Dengan target asumsi jika seluruh penduduk Indonesia mengikuti program ini, maka Negara kita bisa menambah pohon sedikitnya 230 juta pohon per tahunnya sejak program ini efektif diberlakukan sepanjang tahun 2009. Sungguh suatu jumlah yang sangat signifikan dan bermanfaatnya bagi hijau, sehat dan indahnya Bumi Pertiwi.

Berkaitan dengan itu, ada beberapa kebijakan unik dan kreatif yang diterapkan di beberapa daerah, misalnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, mengeluarkan kebijakan peduli lingkungan antara lain: Pepeling (Pengantin peduli lingkungan), rehab situ dan pembangunan embung air, PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat) Kolaboratif, pembangunan Kebun raya Kuningan, pelestarian satwa dan ikan, dan Kuningan Car Free Day.
Hijauku akan menghijaukan Bumiku
Khusus dalam program Pepeling, tiap calon pengantin dianjurkan menyediakan 5 sampai 10 bibit pohon sebagai penyerta mahar. Bibit pohon tersebut diserahkan ke petugas pencatat pernikahan untuk ditanam di lahan kritis di daerahnya atau di lahan kosong milik sendiri, dan sebagai penanda, bibit pohon diberi label nama pengantin dan tanggal pernikahan. (Sumber berita: Kompas cetak 10/03/2010 hal.19)

Di Kabupaten Gresik lain lagi, melalui Peraturan Bupati (Perbub) Nomor 19 tahun 2008, ditegaskan setiap ada orang meninggal ahli warisnya wajib menanam pohon produktif atau pohon penghijauan sebagai kompensasi mendapat dana santunan kematian Rp 1 juta. Sedangkan setiap pegawai negeri sipil yang naik pangkat atau jabatan juga diwajibkan menanam satu pohon di lingkungan sekitarnya atau tempat umum.

Sebelumnya program penanaman yang disebut pohon jariyah sudah diterapkan berupa himbauan sejak tahun 2006 lalu. Hingga saat ini jumlah pohon yang sudah tertanam sebanyak 145.930 pohon. Jumlah pohon jariyah dari program santunan kematian sebanyak 18.167 pohon, dari unsur lainnya sudah tertanam 127.763 pohon. ( Selengkapnya baca: Warga Meninggal Ahli Waris Wajib Tanam Pohon dari Kompas.com )

Pada artikel humor yang lalu, penulis pernah mengungkapkan contoh sederhana untuk melaksanakan program ‘One Man One Tree’ ini. Jika satu keluarga memiliki dua anak, maka sebaiknya pada halaman rumah keluarga ini, minimal punya empat pohon utama yang terdiri dari dua pohon mewakili orang tua dan dua pohon mewakili anak.
Jadi jika si ayah bernama Firman, si ibu bernama Cinta dan dua anaknya bernama Kasih dan Sayang, boleh saja pohon tersebut kita sebut sebagai Pohon Firman, Pohon Cinta, Pohon Kasih dan Pohon Sayang, apa pun jenis pohonnya bisa berupa pohon hias, pohon bunga atau pun buah. Sungguh sangat indah bukan…?!


Penerapan program ini sangat mudah, bisa dikaitkan dengan peristiwa penting dari suatu keluarga yang mau untuk peduli lingkungan. Saat menjelang atau setelah pernikahan, luangkan waktu untuk menanam dua buah pohon yang bisa ditanam di halaman rumah jika cukup luas atau jika kurang memungkinkan cukup tanam di dalam wadah pot. Kedua pohon ini bisa menjadi saksi sejarah perjalanan hidup pasangan baru ini, oleh karenanya sudah seharusnya dirawat dengan menyiram dan memberi pupuk secara teratur agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.


Dalam perjalanan hidup selanjutnya, jika pasangan baru ini dipercayakan Tuhan ‘dititipkan’ anak, maka ada baiknya peristiwa ini ditandai dengan penanaman pohon juga sebagai wujud ‘titipan’ kita terhadap Bumi yang lebih baik demi masa depan anak dan cucu kita juga, nantinya. Jadi ada penanda pada setiap peristiwa penting yang dilalui dengan pohon yang ditanam.



Saat mulai buat blog SAYANGI BUMI ini dan bergabung dengan Kompasiana tanggal 5 Juni 2009 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup sedunia, penulis mengajak para pembaca untuk mulai menanam pohon, lewat artikel perdana yang berjudul: Sayangi Bumi: Ayo Tanam Pohon Hari ini, Peristiwa ini diabadikan dengan menanam pohon bunga kamboja dadu yang sebelumnya disiapkan bibitnya melalui stek batang dan pohon buah jambu cingcalo yang juga bibitnya telah disiapkan melalui cangkokan. Pohon tersebut ditanam di halaman depan rumah, dan tentunya bisa jadi ‘monumen pohon hidup’ sebagai pengingat sekaligus menghijaukan lingkungan.



Pada suatu kesempatan penulis, mengajak ibu mertua yang senang koleksi anggrek ke TMII, terus mampir ke sentra pohon anggrek dan membeli beberapa pohon sebagai ‘paket hadiah’ oleh-oleh. Karena memang cukup telaten, maka si anggrek pun beranak pinak dan kemudian paket anggrek tersebut, pada akhirnya anaknya dipaket balik diberikan kembali untuk menambah koleksi di rumah penulis. Pada kesempatan lain, penulis dapat paket pohon Naga dari kenalan sekaligus client. Oleh karena dia sedang mencari pohon palem merah setinggi 4 meteran yang kebetulan ada di taman rumah yang sedang di tata ulang… yaa jadilah rumpun palm merah tersebut di paket barter untuknya.

Kegiatan tukar menukar pohon semakin sering dilakukan mengingat adik kandung dan adik sepupu penulis, punya minat kegemaran yang sama yaitu berkebun. Dengan menerima paket, barter ditambah pembibitan, pembelian bibit pohon serta aksi tanam pohon yang cukup rutin, akhirnya tidak terasa koleksi pohon di halaman dalam plus depan rumah penulis, sudah mencapai lebih dari 50 jenis pohon yang terdiri dari pohon buah, bunga, hias dan bahkan pohon apotik hidup turut menghijaukan dan menyegarkan suasana di halaman maupun di dalam rumah.

Pada saat mengikuti Konferensi Perubahan Iklim (COP 15) Kopenhagen, Denmark, tanggal 7-18 Desember 2009 pemerintah mentargetkan penurunan emisi CO2 sebesar 28 % per tahun 2020. Untuk mencapai target tersebut, dalam acara Musyawarah Nasional Palang Merah Indonesia ke-19 di Jakarta, Senin 21 Desember 2009, Presiden SBY mentargetkan penanaman 1 miliar pohon tiap tahun mulai tahun 2010.
Departemen Kehutanan melalui siaran pers yang keluarkan oleh pada tanggal 15 Januari 2010 yang lalu, mengumumkan bahwa. penanaman dan pemeliharaan pohon sejumlah 1 miliar pohon, bertujuan untuk perbaikan lingkungan, rehabilitasi hutan, lahan, tanah dan air, serta mengendalikan bencana banjir, longsor dan kekeringan.

Hijauku akan menghijaukan Bumiku ,Untuk memenuhi penyediaan bibit sebanyak 1 miliar pohon, direncanakan sumber bibit berasal dari (1) Sumber anggaran DIPA BA tahun 2010 sebanyak 36 juta batang, (2) Partisipasi para pihak, seperti swasta, BUMN, LSM, Pemda dan lembaga donor, sebanyak 300 juta batang, (3) Hutan Kemasyarakatan dan Hutan Desa, seluas 500.000 ha (200.000 ha di Hutan Lindung dan 300 ha di Hutan Produksi), dengan jumlah bibit keseluruhan 320 juta batang, (4) RHL DAS seluas 300.000 ha dengan jumlah bibit 300 juta batang, (5) Hutan Rakyat Kemitraan seluas 50.000 ha dengan jumlah bibit 50 juta batang.
Semoga saja angka-angka tersebut bisa terealisasi dan dalam waktu 5 sampai 10 tahun mendatang, bangsa Indonesia akan menikmati indahnya bumi Indonesia yang semakin hijau berseri.

Gerakan penghijauan (Go Green) memang harus terus menerus kita lakukan untuk menetralisir gas emisi CO2 yang konsentrasinya semakin menumpuk di atmosfer bumi membentuk lapisan yang mengakibatkan terjadinya pemanasan global (global warming) dan perubahan iklim (climate change) di Bumi kita saat ini

Dan untuk mereduksi bahkan menghentikan laju kecepatan pemanasan global yang sederhana dan sangat mudah kita jalani ya… program menanam pohon satu orang satu pohon (one man one tree) ini dan jika targetnya ditingkatkan dari 230 juta menjadi 1 milyar pohon pertahun, maka tidak ada salahnya untuk tahun 2010 ini program satu orang satu pohon menjadi satu orang menanam empat atau lima pohon. Sebenarnya masih cukup mudah, jika kita mau melakukannya. Selain itu masih ada 1001 cara yang bisa kita lakukan demi hijaunya Bumi kita dan partisipasi kita untuk turut serta mengatasi pemanasan global dimulai dari rumah masing-masing seperti yang bisa dilihat disini.

Berbagai bencana alam seperti banjir, tanah longsor, hujan badai, angin puting beliung, gempa bumi dan sebagainya semakin sering terjadi di Bumi akibat pemanasan global dan perubahan iklim sekarang ini. Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan pun perlahan dan pasti mencair dengan kecepatan yang sangat mengkhawatirkan sejak tahun 1996 dan masih terus berlangsung sampai saat ini. Jika segenap warga Bumi tidak mau tahu dan peduli tentang ini, maka bukannya tidak mungkin segala keaneka ragaman hayati termasuk manusia didalamnya akan turut musnah di telan bencana alam suatu saat nanti. Baru-baru ini, Minggu 07/03 The SUN melaporkan fenomena alam lain yang terjadi pada gunung salju di Antartika yang seolah sedang menangis darah, coba lihat foto dan laporannya disini.




Kembali ke pokok bahasan pada judul artikel ini, ‘Katakan Cinta dengan Bunga…Berikut Pohonnya !!!’ atau bisa juga diperluas dengan ‘Katakan Sayang dengan Memberi Buah…Berikut Pohonnya !!!’ Dengan melakukan ini, pasti dapat simpati dari Sang Kekasih atau Sang Camer (Calon Mertua) dan bahkan BUNGA dan BUAH pun pasti akan tersenyum senang karenanya. Tidak Percaya ?! Ayo kita tanyakan langsung… kepada BUNGAtiyem atau BUWAHyuni yang sudah menerima parsel khusus pohon bunga yang indah dan pohon buah segar dari sang calon menantu kesayangannya…!!!

Saatnya bertindak demi kebaikan Bumi dengan menghijaukan lingkungan, mulai dari diri sendiri, kita mulai dari lingkungan kita sendiri, kita mulai dari sekarang, agar Bumi tetap hijau indah, serta bisa kita wariskan sampai anak dan cucu kita nanti.

Salam humor dan tetap SAYANGI BUMI serta peduli lingkungan,mari kita menghijaukan demi Bumiku yang cuma satu…!!!

Hijauku akan menghijaukan Bumiku

Sumber Logo dari Dephut.go.id
Ilustrasi foto adalah dokumen pribadi

Hijauku akan menghijaukan Bumiku (Versi Humor)

        Hijauku akan menghijaukan Bumiku, sekilas judul ini terkesan biasa-biasa saja,tapi taukah anda bahwa saat ini bangsa kita tengah krisis moral. Lo,apa hubunganya dengan Hijauku akan menghijaukan Bumiku. itulah mengapa kami merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini. isu-isu Global Warming memang sudah lama sejak dulu. Katanya hal ini disebabkan karena aktifitas manusia yang perlahan mengikis lapisan ozon (O3). Konon kalo lapisan Ozon ini hilang maka paparan sinar matahari akan langsung mengenai kulit kita dan akhirnya bumi semakin panas dan akhirnya menjadi tak nyaman untuk ditinggali.


       Apakah Anda mau bukti yang menyatakan Bumi semakin panas??, Berikut ini adalah laporan hasil riset Tim Dahan Kayu terhadap sejumlah fenomena alam yang terjadi baik di sumatra selatan maupun di bumi tercinta ini :





Mungkin karena gerah akibat efek pemanasan global (global warming), maka ukuran “celana dalam” dibuat semakin irit saja……….



Dari pada terbuang percuma ,mendingan di buat rendang ikan-ikan ini
Mumpung Tim Riset Dahan Kayu Lagi Lapar






Patung liberti pun buka baju karena kepanasan


 Inilah proses global warnig  hasil riset TIM Dahan Kayu
(klik gambar untuk memperbesar)


Kasihan Ibu petani ini,bagai mana mau bercocok tanam kalau tanahya kering begini

Kesimpulan Dan Saran :
Global warming dapat mengarah pada kemaksiatan,faktanya banyak wanita yang berpakaian terbuka karna kepanasan.jadi mari kita hijaukan bumi tercinta ini dengan mengusung slogan hijauku akan menghijaukan bumiku
 

Hijauku akan menghijaukan Bumiku






PENYEBAB GLOBAL WARMING

      Belakangan ini,isu global warming menjadi sebuah isu global yang paling sering dibahas.Bisa dikatakan,isu global warming menjadi isu lingkungan hidup yang paling banyak dibahas dan menjadi trending topik di berbagai media dan kesempatan. Tapi tahukah kita apa itu sebenarnya global warming?
      Secara umum,penyebab pemanasan global dapat digolongkan kedalam dua jenis,faktor alam dan faktor penghuninya.
Penyebab Global Warming
Faktor Alam
      
        Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam “kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini.Sudah banyak pula spesies yang lahir dan punah di planet ini.

        Dari semua “memori” bumi kita ini,ada satu hal yang menarik menyangkut pemanasan global:suhu di bumi bisa naik dan bisa turun secara berkala dalam waktu yang sangat lama.
Contoh sederhana saja:zaman es.Menurut sejarah,zaman es ini terjadi diakhir masa Mesozoikum,pada zaman Kuarter(68 - 140 juta tahun lalu).Salah satu dampak dari zaman es ini,selain dampak lingkungan,adalah menyatunya sebagian daratan Nusantara dengan Asia.Hal ini dapat dilihat dari persamaan spesies flora dan fauna yang ada antara Indonesia bagian Barat dengan daratan Asia.

        Karena kenaikan suhu bumi,maka zaman es tersebut pun berakhirlah sudah.Tetapi hal ini sudah cukup menunjukkan kepada kita bahwa bumi ini pernah mengalami perubahan suhu secara global.Pada saat ini juga,bumi kembali mengalami hal yang sama.Hanya saja,kalau dahulu perubahannya adalah dari yang dingin menjadi lebih hangat alias sejuk,kalau sekarang dari yang hangat menjadi semakin panas.

       Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai kaidah-kaidah hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada Tuhan,sang empunya alam.

Faktor Penghuninya

       Saat ini,penduduk bumi (manusianya saja) sudah berjumlah 7 miliar orang.Belum lagi makhluk hidup lainnya yang juga tak kalah banyaknya.Dan semuanya itu saling terlibat dalam mempercepat atau meningkatkan efek global warming.Secara umum,penyebab-penyebab terjadinya pemanasan global yang diakibatkan oleh penghuninya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya emisi Gas Karbon.

Bumi ini pada dasarnya memang memproduksi gas karbon secara alami,tetapi masih dalam kadar yang rendah dan masih dapat diatasi oleh bumi itu sendiri.Tetapi saat ini,tingkat produksi gas tersebut sudah sangat berlebihan.Penyebabnya?Jangan hanya menyalahkan pabrik dan industri yang menghasilkan polusi yang besar itu,tetapi semua populasi manusia juga bersalah!!Pabrik-pabrik dan industri itu hanya memenuhi tuntutan pasar atau masyarakat yang semakin meningkat dan semakin “menggila” sifat konsumtifnya.

Energi matahari yang memasuki atmosfer bumi ini sebenarnya tidak semuanya dapat diserap dan dimanfaatkan oleh bumi.Sisa energi yang tidak diserap tersebut seharusnya dipantulkan lahi ke luar dari atmosfer bumi.Tetapi dikarenakan banyaknya gas polutan(gas karbon) di dalam atmosfer,maka energi tersebut menjadi tertahan.Karena gas karbon tersebut memiliki sifat alami untuk menahan energi(panas) yang melewatinya. Fenomena ini disebut dengan efek rumah kaca

2. Bocornya lapisan ozon

Sebelum energi matahari mencapai bumi,energi tersebut akan difilter terlebih dahulu oleh lapisan ozon yang ada di atmosfer.Tetapi hasil penelitian menunjukkan telah terjadinya penipisan lapisan ozon.Sudah bisa ditebak apa akibat yang terjadi jika lapisan ozon ini rusak,atau bahkan bolong.

Salah satu penyebab penipisan ozon ini adalah meningkatnya pemakaian Chloro Flouro Carbon (CFC).CFC dipakai dalam kehidupan sehari-hari pada lemari es,air conditioner,bahan pendorong pada penyembur,pembuat buih,dan sebagai bahan pelarut.
 
3. Berkurangnya konverter Gas Karbon

Sebelum era modern,dimana industri belum berkembang,kehidupan di planet ini sudah memproduksi gas karbon.Tetapi jumlahnya tidak sedahsyat sekarang.Apalagi masih banyak konverter gas karbon yang tersedia yang masih mampu mengkonversi semua gas karbon tersebut menjadi gas yang ramah lingkungan,bahkan dibutuhkan oleh kehidupan,seperti oksigen.

Salah satu konverter tersebut adalah hutan.Hutan merupakan rumah bagi pohon dan tuuhan ain yang dianugerahi kemampuan untuk mengkonsumsi gas karbon tersebut dan menghasilkan gas oksigen.Tetapi akibat meningkatnya populasi,yang diiringi dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan pemukiman,lahan indusri,lahan pertanian,lahan untuk fasilitas umum seperti jalan dan gedung,menyebabkan jumlah hutan berkurang drastis.Belum lagi permintaan pasar akan kayu yang semakin melambung tinggi.

Di Indonesia saja,kerusakan hutan terjadi sebesar 1,8 juta hektar pertahun.Dan dengan itu mengangkat Indoneia masuk Guinness Book of World Records sebagai negara dengan kerusakan hutan terbesar di dunia.WAW!!!

          Itulah penjelasan singkat saya tentang pemanasan global ini.Semua hal tersebut baru secuil dari permasalahan global warming secara keseluruhan.Tetapi yang paling penting bukanlah apa yang kita ketahui,melainkan bagaimana kita menyikapinya.Semoga bermanfaat.

GLOBAL WARMING

Global Warming
     Global Warming. Ya..global warming yang diartikan pemanasan global oleh kita (walaupun seharusnya diartikan penghangatan global). Kondisi bumi yang semakin panas karena panas sinar matahari terperangkap di bumi sebagai akibat dari meningkatnya kadar CO2 di udara (efek rumah kaca). Begitulah kira-kira saya menangkap pengertian Global Warming.
      Meningkatnya kadar CO2 itu sendiri diakibatkan meningkatkan konsumsi fossil fuel. Fossil fuel adalah bahan bakar yang berasal dari fosil tumbuhan atau hewan. Yang termasuk fossil fuel antara lain minyak bumi dan batu bara. Selain itu berkurangnya jumlah hutan di bumi juga turut berperan dalam peningkatan kadar CO2 karena hutan berperan dalam mengubah CO2 menjadi O2.
     Banyak dampak buruk akibat pemanasan global ini. Dampak yang terjadi merupakan sebuah efekdomino.
       Karena kadar CO2 meningkat panas matahari terperangkap di bumi, mengakibatkan suhu udara semakin meningkat. Karena panas, suhu air laut menjadi lebih hangat. Hal ini menyebabkan biota laut mati. Suhu air laut yang meningkat membuat es di kedua kutub mencair. Es abadi yang ada di puncak-puncak gunung juga mencair. Pencairan es ini membuat ketinggian air laut meningkat, alias kita semakin tenggelam.
        Panasnya suhu juga membuat tingkat penguapan tinggi. Tidak hanya di laut tetapi juga di darat. Maka terjadilah kekeringan. Kadar uap air yang tinggi di atmosfer meningkatkan potensi terjadinya badai. Saat badai melewati perairan yang hangat tadi ia akan semakin membesar. Singkatnya akan terjadi badai yang lebih besar dan lebih sering terjadi.
       Pohon-pohon akan mati karena panas dan kekeringan. Dengan demikian bumi semakin tidak mampu mengubah CO2 menjadi O2. Global warming akan menjadi-jadi. Jadilah Global Hotting!!!
Apa yang akan kita lakukan? Tanyalah pada diri anda sendiri!